Kamis, 01 Desember 2016

My green

My green

Aku tersungkur malam itu di mana aku melihat mu setelah kisah piluh itu, darah ku seakan terhenti mengalir di beberapa selah detik waktu, pandangan ku hanya bisa tertunduk dengan arah yang tak teratur. Ingin aku menatap mu dengan tatapan yang dulu, tapi entah sihir apa yang menyebabkan mata ini enggan untuk mendongak, nurani ku memberontak dan ingin menyapamu tapi lagi – lagi terhalang. Aku memang tak banyak berfikir waktu itu, aku langsung saja mendatangi mu, bukan karena alsan lain tapi rindu yang membawa ku, rindu yang hampir setiap waktu mendatangi ku, aku hanya memberanikan diri untuk menjumpai mu tanpa berfikir dampak setelahnya, dan betul apa yang di bisikkan oleh sanubari ku bahwa engkau tak membalas kedatangan ku bahkan mungkin engkau tak berharap aku datang malam itu. Setalah pertemuan malam itu, bukan rindu yang hendak terlepaskan akan tetapi rindu yang semakin menggejolak hingga menyesakkan nafas, aku selalu mencari mu di tiap hari ku setelah pertemuan itu baik di dunia maya maupun di dunia nyata, aku mencari mu di keramaian kota tanpa engkau ketahui, aku hanya ingin melihat senyum mu dari kejauhan, dan satu kesyukuran terbesar bagi ku karena aku berhasil melihat mu tersenyum lepas siang itu, yaaah aku melihat mu dari kejauhan, kala itu aku melihat mu memakai kemeja putih, rok hitam, serta jilbab warna pink, sanubari ku kembali berbisik ‘’ apa yang enkgau lakukan, dia tidak melihat mu, dia tak mengharapkan mu lagi, menjauhlah dari dia, dia telah melupakan semua tentang mu’’,setelah mendengarkan bisikan sanubari ku, senyum karena melihat mu dari kejauhan seketika berubah menjadi sedih yang teramat perih hingga aku tak sengaja menumpahkan air mata. Aku meninggalkan tempat itu dan menjauh dari tempat di mana aku dapat melihat mu dari ke jauhan, aku berkata dalam hati ‘’ lelaki seperti ku memang tak pantas untuk menjadi imam mu, aku adalah perusak senyum mu bahkan aku tak pantas untuk di maafkan oleh mu, jika engkau meghardik ku, mencaci ku,  dan menginjak – injak ku, aku rasa itu belum setimpal’’. Beberapa hari ku lewati setelah ku mencoba untuk tidak mencari mu lagi, hidup ku terasa kosong, hampa tanpa rasa, ku ganti sedih ku dengan ke sibukan, candaan, dan menyebabkan fisik ini lemah dan terjatuh sakit. Setelah sedikit aku bisa merelakan mu, engkau kembali berjumpa dengan ku dan bahkan engkau sangat dekat dari pandangan ku, kembali aku tak bisa membohongi diri ku tetang rasa yang berusaha aku kuburkan. Engkau terlihat begitu santai melihat ku tapi aku yang menjadi salah tingkah, ku lemparkan candaan dan kekonyolan kepada orang – orang di sekitar mu dengan harapan agar engkau tersenyum dan tertawa, tapi engkau tetap melemparkam raut wajah kecut yang membuat jiwa ku runtuh seketika. Aku bahkan memberi mu pesan yang tak tertulis dan tak pula bersuara, akan tetapi engkau membalasnya dengan kata “ sudah siap menyakiti lagi”,Harapan ku pun pupus melihat kata – kata mu yang seakan mengusir ku. Ungkapkanlah kepada ku jika engkau tak mahu lagi aku berada di hadapan pandangan mu, jika memang itu yang akan membuat mu tersenyum, aku akan akan pergi dan tak akan lagi menghalangi pandangan mu, tapi ku rasa, memang engkau menginginkan itu. Iya…. Aku akan lakukan itu, jika engkau mendengar atau membaca coretan ku ini, ku harap engkau tahu bahwa kisah yang engkau anggap piluh itu adalah kesalah pahaman. Yaaaa….. sekarang aku pergi membawa diri dan cinta mu dalam angan ku, wahai kekasih ku.

"SA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar