Kamis, 01 Desember 2016

Menggerutut dalam gelap

Menggerutut Dalam Gelap..

Berjalan menapak senja yang penuh kelam
Serta melahap angin yang tak pernahpudar
Ku menoleh pada sudut ruang gelap
Dimana kutemukan segerombolan manusia
Yang menikam vagina mereka bahkan tak menampakkan
Ekspresi sedih ataupun senang
Ku bertanya disalah satu dari mereka
"kenapa hal itu mesti anda lakukan?"
Mereka hanya tercengang lalu menjawap
Inilah yang Tuhan dan tuan ingingkn.
Ku menarik diri disudut itu dan terpaku kebumi
Seakan bumi merindukan bagian dari diriku,
Semerbak yang hangat pun tak lagi terasa
Diangan angan yang penuh senyum ini.
Apakah aku ku juga perlu mempersalahkan Tuhan
Dan tuan akan kelam yang menyelimuti senja itu?
Apakah tuhan dan tuan keluar dari lubang vagina itu juga?
Ku rasa kalian tak mengetahui jawabanya.
Dagingku telah dicincang habis dan darahku telah
Ditumpahkan ke sudut ruang yang lainya.
Tuhan dan tuan tak pernah tahu sakit itu,
Ku telah mengakuimu sejak ku mulai melihat,
Akan tetapi engkau mencampakkan pengakuanku
Bahkan engkau membalasnya dengan balasan yang semu,
Ku tak kecewa Tuhan,  kutak kecewa tuan,
Nuraniku telah gelap bahkan sanubari ku telah pergi,
Ku ingin menyalahkanmu,  ku ingin meminta tanggung jawab mu,
Tapi apakah engkau mengenaliku?
Kini ratapan hidupku untuk lebih panjang telah punah
Yang entah termakan oleh apa?
Suaramu masih terdengar jelas di ujung terowongan sana,
Ketika engkau berjanji kepadaku,
Janji yang membuat nuraniku tergetar
Sampai bulu kudukku berinding tak henti,
Engkau mungkin sudah lupa hal itu?
Tapi janji itu selalu tergiang ketika senja menjemput malam.
Ku melihat bumi diatas langit dan kumelihat langit
Diatas bumi
Dimanakah engkau berada wahai Tuhan dan Tuan?

   "SA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar